Kebijakan Moneter yang Salah

Kebijakan Moneter yang Salah

Diperbarui • 2019-11-11

Setiap kepala negara yang merangkap sebagai kepala pemerintahan memang harus mempunyai kepekaan social yang tinggi. Lamanya seorang menduduki jabatan Presiden akan membuat, yang bersangkutan menjadi seorang dictator, terutama disaat krisis ekonomi mulai melanda. Berdalih untuk menyelamatkan perekonomian negara serta rakyatnya, maka kebijakan keuangan/ moneter yang menjadi wewenang Bank Sentral, biasanya dilanggar dan ini akan membuat keterpurukan negara tersebut menjadi lebih dalam.

Turki sebenarnya negara yang cukup stabil ekonominya, tetapi akhir akhir ini bersinggungan dengan kepentingan Amerika yang menginginkan Pastur berkebangsaan Amerika , Andrew Brunson, dibebaskan dari penjara , atas tuduhan terkait Kudeta yang gagal di tahun 2016. Turki terkena sanksi dari Amerika berupa kenaikan tariff baja sebesar 50% dan aluminium sebesar 20%. Turki membalas dengan menaikan tariff kendaraan yang masuk ke negara sebesar 120%, minuman beralkohol 140% dan tembakau 60%.

Perang diplomatik yang berujung perang dagang, tentunya membuat kerugian bagi kedua negara, walaupun kita mengetahuinya, bahwa Turki terkena imbas lebih besar dibandingkan dengan negara super power seperti Amerika. Sanksi Amerika ini membuat kejatuhan mata uang lira sangat dratis dan inflasi meroket. Kesalahan Erdogan adalah ingin menurunkan suku bunga bank dan melakukan pengendalian terhadap modal. Kesalahan ganda terhadap kebijakan moneter Turki ini, berakibat, Lembaga Rating S&P menurunkan rating surat hutang Turki dari B+  menjadi “ Junk/ Sampah”.

Venezuela adalah negara penghasil minyak terbesar ke 3 diluar anggota OPEC. Hampir sama dengan Erdogan, berawal dari singgungan dengan kepentingan Amerika, dimana Presiden terpilih Venezuela, Nicolas Maduro, dituding oleh Amerika, menjalankan praktek tidak adil dalam Pemilihan Presiden. Sanksi Amerika terhadap Venezuela, berdampak kepada kesulitan negara tersebut menjual minyak, mengingat semua negara yang membeli minyak Venezuela akan dikenakan sanksi oleh Amerika. Kesalahan Presiden Maduro, yang dulunya adalah Supir Bus adalah mendevaluasi mata uangnya disaat inflasi tinggi dan memberlakukan Cryptocurrency Petro. Suatu kebijakan moneter yang salah yang diambl oleh para penguasa yang cenderung diktaor disaat krisis politik, keuangan dan moneter mulai melanda suatu negara.

Penguatan US Dollar seperti tidak terbendung selama 5 bulan terakhir, dan tentunya ini menginformasikan bahwa Amerika masih menjadi negara tujuan investasi teraman di dunia, dibandingkan negara lainnya, saat ini. Perlu diperhatikan bahwa setiap kenaikan tentu saja akan terjadi Koreksi dikemudian hari, tetap membaca Berita, karena Berita yang anda baca dapat memberikan informasi kedepannya, arah besar Pasar Uang.

 

EMAS

Kesalahan kesalahan diatas tentunya direspon oleh para pelaku pasar dengan memindahkan bisnis / investasi mereka ke instrument yang lebih menguntungkan. Safe haven banyak dipilih sebagai alternative disaat ketidakpastian melanda negara didunia. Wajar jika harga emas akan kembali naik mencapai harga $1190 an – $1210 an dengan koreksi ke harga $1170 an/ Troyounce.

xauusd 20 agustus.png

Menyerupai

XTIUSD Pertahankan Momentum Kenaikan Untuk Hari Ke Tujuh
XTIUSD Pertahankan Momentum Kenaikan Untuk Hari Ke Tujuh

Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi

Ketegangan Geopolitik Meningkat, Minyak di Kisaran Tinggi
Ketegangan Geopolitik Meningkat, Minyak di Kisaran Tinggi

Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.

Berita terbaru

AUDUSD Berbias Bearish di Tengah Risk-Aversion
AUDUSD Berbias Bearish di Tengah Risk-Aversion

Dolar Australia menguat tipis di awal perdagangan akhir pekan ini, namun masih dalam tren penurunan. Pasar diperkirakan sepi karena memperingati Jumat Agung. Dolar AS menguat karena data ekonomi AS menunjukkan ekspansi,

Data Ekonomi Australia Melemah, Seiring Melemahnya Inflasi
Data Ekonomi Australia Melemah, Seiring Melemahnya Inflasi

Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.

USDCAD Berusaha Hentikan Penurunan Tiga Hari
USDCAD Berusaha Hentikan Penurunan Tiga Hari

USDCAD terlihat berusaha keras mempertahankan momentum bullish pada hari Kamis (28/03/2024),..Pasar akan berfokus pada data PDB Kanada yang dirilis malam ini pukul 19.30 WIB.

Deposit dengan sistem pembayaran bank lokal DI INDONESIA

Pemberitahuan pengumpulan data

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.

Ditelepon kembali

Manajer kami akan menghubungi Anda

Merubah nomor

Permintaan Anda diterima.

Manajer kami akan menghubungi Anda

Permintaan panggilan balik berikutnya untuk nomor telepon ini
akan tersedia setelah

Jika Anda memiliki masalah mendesak, silakan hubungi kami melalui
Live chat

Internal error. Silahkan coba lagi

Jangan buang waktu Anda – tetap awasi dampak NFP terhadap dolar dan raup profitnya!

Anda menggunakan versi browser lama Anda.

Perbarui ke versi terbaru atau coba yang lain untuk pengalaman trading yang lebih aman, lebih nyaman dan produktif.

Safari Chrome Firefox Opera